Sabtu, 11 Juni 2016

Single, Impian dan Jodoh




Kalau ngomongin tentang kehidupan single, Impian apalagi JODOH, memang menang banyak yah karna hits dibicarakan terus. Apalagi bagi perempuan. Perempuan adalah makhluk complicated. Makhluk yang paling sering moody’an, trus paling sering serba salah sama dirinya sendiri belum lagi paling sering galau sama dunia percintaannya xD

Berikut ini adalah cerita dari seorang rekan kerja, my combatmate, half traveler, teman sharing dan sebagainya (complicated emang) yang bentar lagi bakal ninggalin gw & cukup berhasil bikin gw sedih karna dia hijrah ke negri kincir angin. Pergumulan yang panjang sebenernya buat dia pribadi untuk pindah ke Belanda sementara waktu. Siapapun yang berhubungan baik atau berteman baik dengan ini orang, pasti bakal ngerasain berat untuk berpisah dalam waktu yang cukup lama dan tempatnya jauh. 

Pergumulan dia yang baru saja menginjak usia kepala “tiga”, kadang dia suka bertanya kenapa Tuhan belum mempertemukan dia dengan jodohnya. Apalagi dia dulunya punya impian menikah di usia ke-25 tahun. Sebagai perempuan untuk menunggu jawaban Tuhan selama 5 tahun itu bener-bener struggle banget. PDKT sama pria & pernah menjalin hubungan pacaran belum ada satu pun yang berhasil ke jenjang pernikahan. Seandainya kaum pria itu ngerti yah hal seperti ini itu buat perempuan lelah banget cuy. Lelah hati, bikin hati jadi rapuh aja *halaaah. timbul pertanyaan dari dirinya (pertanyaan umum yang timbul dari banyak orang juga) seperti:
       -) gw jelek ? enggak tuh. masih ada manis-manisnya.
       -) gw gak pinter ? enggak tuh.
       -) gw gak bisa berkomunikasi dengan baik ? enggak tuh. buktinya banyak temen yang "demen"
           bertemen sama gw.
       -) gw kurang membuka hati ? enggak juga tuh. 
trus, kenapa dunk (?)

Pas temen gw ini flashback lagi apa sih yang sudah Tuhan kerjakan dalam hidupnya selama 5 tahun ini. Sampai-sampai belum ketemu jodoh sama skali. Bersyukur kepada Tuhan dalam 5 tahun (dari usia 25 – 30 tahun) masa penantian, Tuhan beri kesempatan kepada dia untuk merasakan jadi finalis ETY (Employee of The Year) di Kantor kami. Tuhan beri kesempatan untuk dia traveling ke berbagai tempat-tempat indah di Indonesia bahkan beberapa negara asia.  Kesempatan yang Tuhan beri selama 5 tahun ini sangat mahal. Bayangkan berapa teman baru yang dia miliki setiap dia traveling ke berbagai tempat. Seandainya kalau dia sudah dipertemukan dengan jodohnya 5 tahun yang lalu, mungkin dia tidak merasakan kesempatan dan pengalaman berharga seperti yang sudah dia dapatkan slama ini. Berapa banyak dari teman seangkatan kami, sering mengeluarkan keluh kesahnya entah itu masalah rumah tangganya atau masalah dengan mertuanya. Iyah, itulah kehidupan rumah tangga berbanding terbalik dengan kehidupan masa single. Saya paling nggak suka kalau ada yang bikin status di social media persoalan rumah tangga, mertuanya dll. Intinya yang berhubungan dengan privasi keluarga. Kecuali ngedumel tentang hal lain masih gak apa-apa, masih wajar. Kadang kita yang single mikir waktu mau menikah nggak merenung dulu apa yah kalau kehidupan berumah tangga itu  beda 100% dengan kehidupan masih single. Mana bisa kehidupan sudah berumah tangga dapat menikmati kehidupan bebas berprestasi di Kantor, bebas meluangkan waktu untuk berolah raga, bebas menggunakan uang untuk traveling kemana yang kita mau. Jadi puji-pujian untuk Tuhan apa yang sudah dia kehendaki baik itu seorang yang bertemu dengan jodohnya dan menikah maupun yang masih single bebas mengalami pengalaman & kesempatan lebih besar. Sebentar lagi hal yang paling "besar" akan terjadi adalah teman gw ini akan mengalami kerja & sekolah di Negara Belanda. Belum tentu semua orang yang single mendapatkan kesempatan ini, apalagi orang yang sudah berkeluarga :)

Kami perempuan yang masih single mempunyai impian, kami rindu mendapatkan pasangan hidup bukan hanya terbaik untuk kami pribadi, tetapi terbaik juga untuk keluarga kami maupun keluarga dari pasangan kami juga. Tuhan sudah memberi hikmat tersebut ke hati dan pikiran kami. Itu artinya Tuhan yang akan membuat hal tersebut sesuai dengan kehendakNya. 

Yang bikin PR adalah cara menjelaskan atau memberi pemahaman yang sama terhadap keluarga terutama orang tua. Terkadang jadi problematika orang tua yang slalu dramatis banget anaknya untuk segera menikah. Serba salahnya adalah ketika sudah ada seorang pria baik hati, penyayang, nggak kasar, sopan, tau cara memperlakukan wanita & siap mental untuk ke jenjang lebih serius slalu saja gagal di restu xD yang hanya gegara ((nggak sesuku)) hadeeeeeuuh (mohon maaf sebelumnya gw bukan orang yang rasis, tapi hal ini hanya lebih ke kriteria yang disematkan oleh keluarga). bikin lelah hati ini. Sekalinya dikenalin sama yang “sesuku” komunikasi slalu satu arah >,<

                   Nama saya “ini” pekerjaan saya “itu”

Terus, gw jawab apa dunk (?) nggak ada greeting sama skali >,> Dikira gw HRD apa yah cuma sebutkan nama dan pekerjaan. padahal yang namanya berumah tangga itu sangat dibutuhkan yang namanya komunikasi yang kuat. Komunikasi dua arah, guys. Kalau hal itu aja susah pas masih tahap perkenalan, gimana nanti. Entahlah apa yang pria tersebut pikirkan, mungkin yang dia pikirkan kalau gw akan tertarik sama pekerjaannya dia. Seandainya saja pria modern jaman sekarang hari gini bisa mikir secara modern juga kalau (masih) ada perempuan yang lebih tertarik kenalan dengan personalitinya terlebih dahulu dibandingkan dengan hal-hal lain yang hanya “menempel” sementara didalam dirinya.

Sekalinya ada satu pria ((sesuku)) setiap komunikasi dengan dia walaupun terkadang  tuh orang stay cool, tapi komunikasi kita itu slalu dua arah. Sama-sama nyambung, terasa nyaman, cerita apa saja bisa, pria yang pengertian tapi sayang karna masih ada halangan "waktu" untuk bertemu so hubungannya masih 'berteman' baik :D
Intinya tetap berusaha menjaga hubungan baik dengan siapapun. Hal yang baik, akan berbalik hal yang baik pula. Karna jodoh bisa datang dari mana saja. Tuhan yang masih menulis cerita cinta. 

Masalah jodoh ini memang struggle banget. Balik lagi hal tersebut yang sulit untuk memberi pemahaman kepada keluarga. Apalagi jaman mereka muda dengan jaman anak muda sekarang generasi Y, berbeda jauh. Sehingga terbentur sama pemahaman tentang ‘jodoh’. 

Intinya bersyukur dan bersukacitalah masih menjadi single. Walaupun menjadi single terus-terusan itu nggak enak. Apa enaknya terus-terusan sendirian. Tapi itu berarti masih ada proses yang Tuhan percayakan untuk dilakukan dimasa single. Masih ada proses yang harus dilalui sebelum memasuki babak berumah tangga.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar